top of page
Search
Writer's picturePoudre co

Zero Waste Indonesia : Anak Muda dan Gaya Hidup Nol Sampah

Updated: May 31, 2022



Tantangan terbesar untuk mengubah gaya hidup ramah lingkungan adalah bagaimana manyampaikan alternatif ramah lingkungan tanpa menggurui atau memaksa, sehingga masyarakat dapat sadar secara sukarela.

Jakarta (19/08/2021) Sebagian besar masyarakat sudah mengetahui bahwa sampah telah menjadi masalah serius bagi kita dan juga bagi masyarakat global. Dampak sampah bagi kehidupan manusia sangat besar, yakni dapat menjadi penyebab kerusakan lingkungan, penyebaran penyakit, terjadinya banjir, menurunkan kualitas kesehatan di area polusi sampah, dan menyebabkan menurunnya suatu daerah.

Menurut laporan World Bank tahun 2019 ditemukan fakta bahwa setiap hari Indonesia menghasilkan 175.000 ton sampah dan sekitar 14% (24.500 ton) adalah sampah platik. Dalam laporannya, World Bank juga menyatakan bahwa sekitar 81% belum terpilah dengan baik, sehingga membuatnya sulit untuk didaur ulang, terutama sampah plastik. Sayangnya, tidak sedikit sampah-sampah plastik itu berakhir di lautan. Sampah plastik membutuhkan waktu ratusan tahun agar bisa terurai. Itu artinya, sampah plastik akan terus menjadi limbah selama beberapa generasi.

Mungkin ada yang beranggapan bahwa sampah plastik tidak berbahaya. Paling-paling cuma membuat kotor lingkungan. Tentu saja anggapan ini salah. Menurut studi Kelvin Chidi dari Ibanet.org, terdapat zat beracun yang dilepaskan ke dalam tanah ketika kantong plastik rusak di bawah sinar matahari dan jika kantong plastik dibakar, maka plastik melepaskan zat beracun ke udara yang menyebabkan polusi udara.

Belakangan, tingkat kepedulian masyarakat Indonesia terhadap lingkungan, termasuk pengelolaan sampah, semakin besar. Hal ini tidak terlepas dari peran generasi Milenial dan Generasi Z, yang kini menjadi populasi penduduk terbanyak di Indonesia menurut data BPS tahun 2020. Dalam survei BPS diketahui bahwa populasi Generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa (27,94%) dan populasi generasi Milenial mencapai 69,90 juta jiwa (25,80%). Jika digabung, keduanya mencapai populasi 145,39 juta jiwa (53,74%) atau lebih dari 50% total penduduk di Indonesia.

Aktivitas generasi Milenial dan Z ternyata cukup terasa, terutama saat ini Indonesia sudah memasuki era digital. Meskipun, sebagaimana dinyatakan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), suara generasi Milenial dan Z masih sering diabaikan dalam soal lingkungan, namun peran kedua generasi ini dalam mengkampanyekan dan menerapkan pola hidup ramah lingkungan terus dilakukan. Bahkan tidak sedikit yang kemudian membentuk komunitas atau start up yang bergerak di bidang lingkungan hidup atau pengelolaan sampah. Sebut saja salah satunya Zero Waste Indonesia (ZWID).

ZWID didirikan pada tahun 2018 oleh Maurilla Imron dan Kirana Agustina. Keduanya adalah generasi Milenial idealis yang bermimpi masyarakat Indonesia memiliki gaya hidup nol sampah (zero waste lifestyle). Melalui situs resminya, zerowaste.id, kedua Milenial ini mendirikan ZWID dengan tiga tujuan, yaitu sebagai sarana informasi, edukasi dan kolaborasi. ZWID memiliki dasar pemikiran untuk senantiasa menyebarkan kesadaran akan pentingnya mengadopsi pola pikir yang lebih bijaksana dalam pengelolaan sampah dengan mengimplementasikan 6R (Rethink, Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, and Rot) melalui pemberian kiat-kiat gaya hidup nol sampah yang bermanfaat serta informasi seputar isu penanganan limbah dan keterkaitannya dengan keberlangsungan lingkungan hidup.

Maurillia Imron mengakui bahwa merubah gaya hidup masyarakat bukan hal yang mudah dan memerlukan proses yang panjang. Karena itu bagi Mauril tantangan terbesarnya adalah bagaimana manyampaikan alternatif ramah lingkungan tanpa menggurui atau memaksa, sehingga masyarakat sadar secara sukarela. Menurut perempuan kelahiran tahun 1991 ini, ZWID dimulai dan diperluas melalui platform media sosial. Dengan kata lain, ZWID adalah contoh nyata dari generasi yang mampu memanfaatkan potensi teknologi untuk kepentingan positif bersama. Menariknya, menurut Walhi, Generasi Z dan Milenial memang tergolong masih muda-muda. Namun mereka bukan saja paham mengenai isu lingkungan, melainkan juga menerapkan kepedulian terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

Apa saja sih gaya hidup zero waste yang diterapkan anak-anak muda itu? Dalam kehidupan sehari-hari, mereka mengurangi penggunaan bahan-bahan yang berpotensi menjadi sampah atau meminimalisir penggunaan barang satu kali pakai, terutama plastik. Misalnya tidak menggunakan sedotan plastik, tidak menggunakan kantong plastik, tidak menggunakan tempat makan dari styrofoam, meminimalisir jajan take away, mengelola sampah medis, membawa tempat makan sendiri dan lain-lain. Itu dilakukan secara rutin setiap hari. Tantangan terbesarnya dalam konteks ini adalah diri sendiri. Bisa engga mengganti barang-barang yang sudah menjadi gaya hidup? Mau engga menerapkannya secara konsisten? Inilah tantangan terbesar kita bersama. Namun jika kita bisa melaksanakan gaya hidup zero waste, misalnya penggunaan minim plastik, kita telah mewujudkan salah satu kegiatan revolusi mental, utamanya Gerakan Indonesia Bersih.

Sobat Revmen, sampah adalah persoalan serius bagi kita dan lingkungan di sekitar kita. Kita dapat mencegah dampak buruk yang mungkin ditimbulkan oleh sampah dengan mengubah gaya hidup, seperti tidak menggunakan kantong plastik ketika berbelanja, memilah sampah dengan benar agar mudah didaur ulang, atau sebisa mungkin ganti peralatan di rumah dengan peralatan yang tidak sekali pakai. Inilah yang terus dikampanyekan oleh Gerakan Nasional Revolusi Mental dalam Gerakan Indonesia Bersih. Tisu, misalnya, diganti dengan sapu tangan, atau sedotan plasitk diganti dengan sedotan metal. Para Sobat dari ZWID sudah membuktikan diri bahwa mereka bisa menerapkan gaya hidup nol sampah. Kita bisa kok. #AyoBerubah #RevolusiMental #GerakanIndonesiaBersih #GerakanIndonesiaTertib

Referensi:

Antaranews.com.(2020). Diakses tanggal 30 Juli 2021.

Ibanet.org. (2017). Diakses tanggal 30 Juli 2021.

Tempo.co. (2021). Diakses tanggal 30 Juli 2021.

Worldbank.org. (2019). Diakses tanggal 30 Juli 2021.

Zerowaste.id. (2021). Diakses tanggal 30 Juli 2021.

Penulis: Robby Milana

Editor: Wahyu Sujatmoko







103 views0 comments

Comments


bottom of page